Minggu, 09 Oktober 2011

kerusakan laut karena ulah-ulah manusia

           BERDASARKAN hasil penelitian dan pemantauan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia selama 10 tahun sejak 1996 hingga 2006 menunjukkan kerusakan terumbu karang terparah yang sebelumnya berada di wilayah perairan Indonesia Barat, kini telah berpindah ke kawasan Indonesia Timur. Sementara kerusakan terumbu karang sedang di perairan bagian tengah dan kerusakan paling ringan di perairan Indonesia Barat.
LIPI melakukan pemantauan terhadap kondisi terumbu karang di 77 daerah yang terdiri dari 908 stasiun yang tersebar di seluruh perairan Indonesia dari Sabang hingga Kepulauan Padaido dan Kepulauan Raja Ampat menunjukkan, kondisi terumbu karang di Indonesia pada akhir 2008 adalah 5,51 persen dalam kondisi sangat baik, 25,11 persen dalam kondisi baik, 37,33 persen dalam kondisi sedang dan 32,05 persen dalam kondisi buruk.
       Perpindahan tingkat kerusakan terumbu karang terparah dari Barat ke Timur, karena di wilayah Indonesia Barat berpenduduk padat, dan lokasi terumbu karang letaknya tidak jauh dari permukiman penduduk, sehingga lebih terjaga dengan baik. Selain itu, pihak-pihak terkait telah berjuang keras melakukan penyelamatan terumbu karang. Salah satunya melalui program pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang (Coremap) yang sudah dimulai di wilayah Barat Indonesia pada 1998.
Kerusakan terumbu karang perairan Indonesia bagian Tengah dan Timur yang memiliki perairan lebih jernih, persen tutupan karang batu hidup rata-rata lebih rendah. Persen tutupan karang batu hidup rata-rata di Biak Numfor, Raja Ampat, Wakatobi, Buton, Sikka dan Selayar berkisar 17 –  40 persen.
Hal ini dimungkinkan karena penduduknya relatif sedikit dan letak terumbu karang jauh dari permukiman penduduk, sehingga terumbu karang tidak terjaga dengan baik dan banyak yang rusak akibat pengemboman ikan.
         Hal yang membanggakan di Papua adalah taman wisata alam laut Kepulauan Padaido di Biak yang memiliki luas 183.000 hektar telah ditetapkan menjadi taman wisata alam laut Padaido melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 91/Kpts-VI/1997.
Taman wisata laut Kepulauan Padaido yang terletak di bagian Selatan Samudera Pasifik merupakan tipe perwakilan ekosistem terumbu karang gosong, algae, lamun, mangrove, hutan pantai dan hutan dataran rendah di Papua. Pulau-pulau gosong yang  ada di Kepulauan Padaido sebanyak 29 buah yang dikelompokkan kedalam Kepulauan Padaido Atas dan Padaido Bawah. Hamparan pasir putih, sebagian kecil merupakan pantai landai berpasir dan pantai terjal.
Kawasan ini memiliki daya tarik yang memikat dengan air yang sangat jernih dan keragaman terumbu karangnya yang relatif masih utuh dan indah. Kawasan ini memiliki keragaman hayati yang tinggi, terdapat 95 jenis karang, 155 jenis ikan, 48 jenis pohon, 26 jenis burung, 14 jenis reptilian dan 7 jenis mamalia. (Survey LIPI, 1994). Cukup banyak diantara jenis yang ada merupakan biota langka dan dilindungi.
Sayangnya, kawasan Kepulauan Padaido merupakan lintasan gempa karena terletak pada jalur luar subduksi atau tunjaman lempeng Pasifik. Sejak 1965 sampai sekarang, tercatat telah terjadi lebih dari 10 kali gempa dengan kekuatan 5-8 Skala Richter. Tinggi gelombang laut bervariasi antara satu  sampai 1,5 meter. Gelombang tertinggi biasa terjadi pada Mei-Juni. Taman Nasional Teluk Cenderawasih di Papua juga merupakan perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika daratan pulau terletak di wilayah Kepala Burung Papua. Taman Nasional Teluk Cenderawasih merupakan taman nasional perairan laut terluas di Indonesia, terdiri dari daratan dan pesisir pantai: 0,9 persen, daratan pulau-pulau: 3,8 persen, terumbu karang: 5,5 persen dan perairan laut: 89,8 persen dengan total area: 1.453.500 hektar.
          Dasar penetapannya adalah Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 8009/Kpts-II/2002, tanggal 29 Agustus 2002. Taman Nasional Teluk Cenderawasih memiliki potensi karang yang tinggi, terdiri dari 150 jenis karang dari 15 famili, yang tersebar di tepian 18 pulau besar dan kecil.
Presentasi penutupan karang hidup bervariasi antara 30,40 persen sampai 65,64 persen. Umumnya, ekosistem terumbu karang terbagi menjadi dua zona: zona rataan terumbu (reef flat) dan zona lereng terumbu (reef slope).Jenis-jenis karang yang dapat dilihat antara lain koloni karang biru (Heliopora coerulea), karang hitam (Antiphates spp), famili Faviidae dan Pectinidae, serta berbagai jenis karang lunak.(sumber LIPI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar