Minggu, 09 Oktober 2011

cokelat-bendera lyrics(lagu tentang cinta tanah air)

biar saja ku tak seindah matahari
tapi selalu ku coba tuk menghangatkanmu
biar saja ku tak setegar batu karang
tapi selalu ku coba tuk melindungimu
biar saja ku tak seharum bunga mawar
tapi selalu ku coba tuk mengharumkanmu
biar saja ku tak seelok langit sore
tapi selalu ku coba tuk mengindahkanmu
ku pertahankan kau demi kehormatan bangsaku
ku pertahankan kau demi tumpah darah
semua pahlawan-pahlawanku
reff * merah putih teruslah kau berkibar
        di ujung tiang tertinggi di indonesiaku ini
        merah putih teruslah kau berkibar
        di ujung tiang tertinggi di indonesiaku ini
        merah putih teruslah kau berkibar
        ku akan selalu menjagamu

Di tengah ledakan tren aliran musik pop bertema cinta menye-menye atau mendayu-dayu, masih ada sejumlah musisi yang tetap tegas bertahan dengan idealisme aliran musiknya. Tidak hanya soal percintaan belaka, mereka menyisipkan berbagai kritik, protes maupun pesan kepedulian terhadap kondisi yang sedang berlangsung pada bangsa ini. Baik pada masalah moral, tatanan sosial dan politik, kemanusiaan, lingkungan hingga rasa nasionalisme dan patriotisme.Mungkin orang lebih mengenal sosok-sosok Iwan Fals, Franky Sahilatua, Leo Kristy dan Ebiet G Ade jika berbicara tentang idealisme bermusik sebagaimana yang tertulis di atas. Namun semangat yang sama ternyata juga merambah pada sejumlah musisi muda nasional lainnya.Cokelat salah satunya. Grup musik pop asal Bandung yang berusia 13 tahun pada 25 Juni 2009 lalu ini, kini lebih identik sebagai band yang kerap menciptakan lagu-lagu bernuansa kebangsaan. Meski pada sejumlah album Cokelat juga banyak terdiri dari lagu pop manis bertema percintaan, namun ada juga lagu Bendera, Suara Kemenangan, Lima Menit Untuk Lima Tahun, Ikrar Kami, dan Cinta Damai yang sangat bernuansa cinta tanah air. Bahkan pada album Untukmu Indonesiaku yang dirilis pada 2006, Cokelat semakin meneguhkan visi dan misi Cokelat untuk mengungkapkan semangat nasionalisme lewat lagu secara lebih gamblang. Di album ini, Cokelat mengaransemen ulang 10 lagu wajib nasional, menjadi lagu pop yang lebih segar dan enak didengarkan sekaligus lebih memudahkan pesan-pesan kebangsaan di dalamnya mengena di hati para pendengarnya. Meski sebelum membuat album itu, para personil Cokelat yang digawangi Kikan, Ronny, Edwin, Ernest, dan Ervin sudah pasrah jika album itu tidak akan laku secara komersil. “Kami hanya merasa harus menumbuhkan semangat kebangsaan, paling tidak pada diri kami dulu, lewat lagu-lagu wajib itu. Meski pada awalnya sempat ada juga yang bilang ngapain bikin lagu yang cupu atau cemen kayak gitu, gak bakal laku” papar Cokelat saat ditanya mengapa berspekulasi dengan album ini. Dan ternyata kekhawatiran itu tidak pernah terwujud. Album itu cukup sukses di pasaran dan melambungkan citra Cokelat sebagai band dengan patriotisme yang tinggi hingga kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar